Resensi Album Hindia: Menari dengan Bayangan
Ini bukan hanya soal
selera musik, lebih dari itu ada makna yang hampir semua orang sulit untuk
menampiknya. Menurut saya, makna itulah yang menjadi daya tarik terkuat dari
karya Baskara Putra atau nama yang lebih populer disebut Hindia. Makna yang disajikan,
seperti misalnya rasa muak akan tuntutan hidup manusia modern sangat baik
disampaikan dalam lagunya yang berjudul “Secukupnya”. Lagu ini pula yang
melambungkan namanya menjadi sangat dikenal dan karyanya banyak digemari
belakangan ini. Kedalaman makna karyanya juga banyak disampaikan di lagu-lagu
Feast, band yang ia rintis sebelum membangun Hindia. Katakanlah karyanya berjudul
“Peradaban”, yang menceritakan tentang kritik sosial pada masyarakat dan
pemerintah atau “Dalam Hitungan” yang berbicara tentang kritik pada kehidupan
bermedia sosial.
Kita bisa katakan bahwa
setiap musik atau lagu memiliki makna. Betul, tetapi tidak semua musik atau
lagu memiliki makna yang mendalam, jika kita telisik lebih dalam dan kita cerna
lebih jelas, ada lirik lagu yang sangat membekas, hingga kita benar-benar
merasakan makna lirik itu sampai ke pendengarnya. Dan saya rasa itulah daya
tarik terkuat dari karya Baskara yang ia tuangakan dalam Hindia maupun Feast. Lirik
yang sederhana, bahkan kadang terkesan asal (karena menggunakan bahasa yang apa
adanya) misalnya seperti kata peni*, nama-nama mantan kekasih, atau
mungkin cerita kehidupan pribadinya seperti sekolah, pekerjaan, impian, hobi
berhasil membuat orang lebih merasa pesannya tersampaikan.
Saya pun yang pada
akhirnya menulis artikel ini, dikarenakan sangat tertarik untuk bisa mengulas
karya Baskara ini, terlebih lagi mungkin ada yang belum tahu (bukan artinya
saya sok tahu) bagaimana sebenarnya lagu Baskara ini bisa menyentuh banyak
orang. Saya akan coba ulas karyanya terutama dalam album Menari dengan
Bayangan. Bagaimana Ia menyampaikan pesan-pesan hidup dalam lirik lagu
dalam setiap judul memiliki temanya masing-masing yang saling terkoneksi. Tulisan
ini murni opini pribadi yang dalam penulisannya hanya bertujuan untuk berbagi
kesenangan dalam menikmati sebuah karya.
Album “Menari di
Bayangan” menjadi sebuah karya yang menurut saya menarik. Karena di album
ini Baskara Putra menjadikan lagu-lagunya menjadi sebuah cerita dari satu judul
lagu ke lagu berikutnya. Lagu Evakuasi sampai ke Evaluasi, diantara
lagu tersebut terdapat lagu-lagu yang sama-sama bercerita bagaimana kita
memaknai hidup. Ini menjadi menarik menurut saya, karena jarang atau mungkin
saya belum pernah menemukan, bagaimana seorang pemusik membuat album dimana
satu lagu ke lagu berikutnya memiliki koneksi atau keterhubungan yang bercerita.
Mari kita coba uraikan lagu tersebut dan kita gali makna disetiap lagu
tersebut.
Evakuasi
Aku hanya ingin
ketenangan
Tanpa kabar, panggilan,
dan pertemuan
Aku hanya butuh
ketenangan
Menghilangkan diri dari
keramaian
Menceritakan tentang
bagaimana seseorang merasa lelah dengan hidup yang menuntut banyak sekali
aktivitas. Apalagi dengan terkoneksinya manusia dengan alat komunikasi
seringkali sulit untuk kita bisa tenang menikmanti waktu sendiri. Dalam lagu
ini kita disajikan realitas bahwa terkadang kita ingin sekali pergi dari itu
semua, seperti judulnya evakuasi kita berharap untuk bisa dievakuasi
dari kehidupan yang serba terkoneksi ini.
Wejangan Mama
Uniknya dari album ini,
selain kita bisa menikmati lagu dari Hindia, Baskara juga menyajikan
wejangan-wejangan yang diisi oleh suara orang monolog. Jarang sekali ditemui di
album lagu atau bahkan belum pernah saya temui. Menurut saya monolog ini dibuat
untuk membantu mengkoneksikan setiap lagu dalam album ini.
Dalam wejangan mama ini,
seorang ibu (mungkin ibunya Baskara, saya tidak tahu) menceritakan bagaimana
kehidupan Baskara untuk menggapai cita-citanya sedari kecil, bagaimana Ia
menyukai sesuatu, perjalanan pendidikannya, hingga akhirya bisa sampai
sekarang. Di wejangan ini saya memaknai bahwa kehidupan itu tidak instan,
segala hal perlu diperjuangan dengan gigih dan kesabaran, hingga akhirnya esok
mungkin kita sampai ke tujuan kita.
Esok Mungkin Kita Sampai
Tak ada yang tahu
Kapan kau mencapai tuju
Dan percayalah bukan
urusanmu untuk menjawab itu
Bersender pada waktu
Kekuatan dari lagu ini,
Baskara mencoba menjelaskan bagaimana perjalanan seseorang untuk menggapai
mimpi. Kadang lingkungan kita menuntut kita banyak hal, pekerjaan, keimanan,
asmara. Pertanyaan seperti “Kuliah dimana?”, “Kapan nikah?”, “Kerja dimana”,
kadang memang membuat kita halus mengelus dada. Tapi dalam lagu ini kita
diajarkan untuk bisa menghargai proses dan kemampuan masing-masing dalam
menggapai mimpi. Baskara juga menyampaikan bahwa bermimpilah sendiri-sendiri,
artinya setiap orang punya jalan masing-masing untuk menggapai mimpinya
masing-masing. Kita boleh melihat pencapaian orang lain yang mungkin kita
anggap luar biasa, tetapi jadikan itu motivasi, karena seyogyanya hidup bukan
untuk saling mendahului, terus kejar mimpi kita karena esok mungkin kita
sampai.
Jam Makan Siang
Tentang angan-anganku
Di jam makan siang
Saat semua orang berjuang
Di ladang yang gersang
Terus m'rasa kurang
Haus yang mengiang
Siapa yang menang
Dilanjut ke lagu
berikutnya, koneksi yang disampaikan adalah bahwa kadang dalam menggapai mimpi
kita terhalang oleh banyak hal, seperti keluarga atau yang lainnya. Lagu ini
juga menceritakan bagaimana pertentangan batin seseorang dalam menggapai
mimpinya, dari proses hingga bagaimana ia menikmati hasil mimpinya. Intinya
dalam lagu ini menjelaskan tentang bagaimana mimpi itu dimaknai oleh seseorang,
bagaimana proses menggapainya, angan-anganya, hingga hausnya seseorang pada
mimpi tersebut. Cukup susah mendapat makna dari lagu ini, tetapi apabila kita
resapi dengan dalam terdapat makna yang bisa diambil, salah satunya bagaimana
kita menghargai dan menikmati proses pencapaian mimpi-mimpi kita.
Dehidrasi
Lepaskan dirimu,
bersihkan tubuhmu
Dari racun yang mengalir
di dalam darahmu
Lepaskan dirimu,
bersihkan lingkupmu
Dari racun yang bersuara
tentang hidupmu
Apabila sebelumnya
bercerita tentang pencapaian mimpi, berikutnya di lagu Dehidrasi mencoba
menceritakan bagaimana seseorang setelah menggapai mimpinya. Bagaimana orang
lain yang dahulu tidak percaya pada kita, mulai memuji bahkan mulai mencoba
akrab dengan kehidupan kita yang sekarang. Baskara menceritakan bagaimana
mungkin dirinya dielu-elukan oleh orang yang dahulu bahkan tidak pernah peduli
dengannya, disini dia berpesan untuk menghilangkan racun itu. Racun yang
dimaksud adalah seperti orang-orang yang mulai memuji atau memaki di tingkat
keberhasilan yang kita peroleh sekarang.
Untuk Apa?
Dan kau selalu bertanya
untuk apa?
Mengelak, kerap kutemukan
jawabnya
Medusa dan semakin keras
kepala
Seakan hidup hanya untuk
bekerja
Mengejar mimpi sampai tak
punya rasa
Mengejar mimpi sampai
lupa k'luarga
Mengejar mimpi lupa dunia
nyata
Mengejar mimpi tapi tidak
bersama
Dari sekian lagu yang
menurut saya bermakna, saya jatuh hati pada makna yang disampaikan oleh lagu
ini. Masih berkutat dengan mimpi atau pekerjaan manusia, sebuah wejangan saat
kita terlalu mengagung-agungkan hal itu, kita lupa satu hal, yaitu mencintai. Di
lagu ini, Ia bercerita bagaiaman seseorang mengejar mimpinya dengan sangat
keras, hingga melupakan orang disekelilingnya, keluarga, pasangan, teman dan
lainnya. Padahal mimpinya tidak akan bisa ia nikmati tanpa orang lain.
Disini kita disadarkan
bahwa setelah kehilangan sesuatu, terutama keluarga, pasangan, teman kita baru
menyadari satu hal, yaitu ego. Ego yang besar demi mimpi yang sama sekali tidak
bisa kita nikmati sendiri memberikan makna yang sangat dalam bagi pendengar
lagu ini. Pokoknya luar biasa, cintai mereka sebelum kehilangan. Karena seperti
judul lagu ini, Untuk Apa? Semua pencapaianmu kalau bukan untuk dibagi
untuk orang lain.
Voice Note Anggara
Seperti sebelumnya pernah
saya singgung, bahwa dalam album ini Baskara mencoba memasukan beberapa monolog
yang menurut saya dimaksudkan untuk menggabungkan cerita dalam setiap lagu.
Kali ini monolog dari seorang temannya, yang mungkin managernya memberikan
daftar kegiatan yang harus dilakukannya. Padat sekali, bahkan kadang lebih dari
secukupnya.
Secukupnya
Dan aku pun terhadir
Seakan paling mahir
Menenangkan dirimu
Yang merasa terpinggirkan
dunia
Tak pernah adil
Kita semua gagal
Angkat minumanmu
Bersedih bersama-sama
Sebuah lagu yang
melambungkan nama Hindia dengan cepat. Sebuah lagu yang sarat akan makna,
jujur, dan tentunya sangat dirasakan oleh generasi muda sekarang yang entah
kenapa menjadi sangat melow kalau tidak bisa dikatakan cengeng.
Lagu ini bercerita
bagaimana seseorang mendapat banyak sekali tuntutan, terutama dari aktivitas,
tetapi sama sekali belum bisa menggapai mimpinya. Belum lagi urusan komitmen
(misalnya hati), pekerjaan, tuntutan (berlomba jadi asri), seakan hidup ini
tidak adil dan pada akhirnya kita semua gagal. Lengkap, putus asa, stress semuanya
seakan lebih dari cukup, kita ingin lebih tapi semuanya sekakan jadi bangsat.
Ditutup dengan pasti akan ada gantinya, semua yang kita perjuangkan pasti aka
nada balasannya, boleh bersedih tapi jangan berlebihan, intinya secukupnya
saja. Barangkali itu makna dari lagu ini, mendalam dan menyasar pada realitas,
mantap memang.
Belum Tidur
Bercerita tentang
bagaimana kita memaknai mimpi, proses kehilangan, menemukan, membereskan,
pertentangan di dalamnya menyadarkan bahwa satu hal yang benar-benar harus kita
ketahui bahwa diri sendirilah yang bisa menjawab semua masalah diri sendiri.
Apapu yang Terjadi
Dulu bersama berburu
properti
Dulu antar-jemput
sekarang pulang sendiri
Di kehidupan kita singgah
dan pergi
Apapun yang terjadi kita
abadi
Seperti lagu-lagu yang
lain, selalu menyenangkan membahas tentang cinta. Seperti dalam lagu ini,
merupakan pembuka sebelum lagu-lagu bertema cinta berikutnya. Pada lagu ini,
Baskara berhasil menceritakan bagaimana seseorang menjalin hubungan hingga
akhirnya berpisah. Kejujuran dan keapaadaaan di jelaskan dengan sangat baik
olehnya. Bagaimana pada awalnya sesorang menjalin kasih, di antar jemput,
kemudian sampai akhirnya orang tersebut berpisah. Di masa lalu hal itu indah,
tetapi setelah berpisah itu tetap indah, dan apapun yang terjadi hal itu tetap
abadi.
Membasuh
Bisakah kita tetap
memberi
Walau tak suci?
Bisakah terus mengobati
Walau membiru?
Cukup besar 'tuk
mengampuni
'Tuk mengasihi
Tanpa memperhitungkan
masa yang lalu
Walau kering
Bisakah kita tetap
membasuh?
Proses memaafkan atau
besyukur terdapat dalam lagu ini. Baskara mencoba memberikan wejangan bahwa
semua kebaikan kita pada teman, pasangan, keluarga atau yang lainnya harus
terus kita syukuri, meski bahkan kenyataanya tidak sesuai dengan apa yang kita
harapkan. Jadi manusia baik kadang tidak bisa di jawab baik pada waktu yang
besamaan, semuanya perlu proses. Memperbaiki luka yang mungkin tergores di
hati, membasuhnya dan memaafkan, hingga kita bisa mencintai diri sendiri dan
orang lain tanpa pamrih.
Rumah ke Rumah
Pindah berkala, rumah ke
rumah
Berharap bisa berujung
indah
Walau akhirnya harus
berpisah
Terima kasih karena ku
tak mudah
Pindah berkala, rumah ke
rumah
Berharap bisa berujung
indah
Walau akhirnya harus
berpisah
Terima kasih karena ku
tak mudah
Dalam hidup pasti kita
sering bertemu orang yang merubah kita dengan sangat menyenangkan maupun
menyedihkan. Terutama orang terkasih seperti pasangan atau mungkin gebetan yang
bertepuk sebelah tangan. Menyenangkan, seperti lagu sebelumnya Apapu yang
Terjadi dan Membasuh, di lagu berikutnya yang mengusung tema
percintaan, Baskara mencoba menceritakan bagaimana kehidupan percintaanya. Di
lagu ini Ia menyebutkan mantan-mantan dalam hidupnya, semuanya pasti membekas
dan memberikan kesan yang pada waktu awal perpisahan menyakitkan. Sampai
akhirnya semuanya harus diterima, karena memang sudah jalannya seperti itu.
Kita diajak untuk bisa lebih menghargai orang yang kita cintai dan menyadari
bahwa mungkin hal paling sulit yaitu berpisah bisa saja terjadi. Pada akhirnya,
semuanya akan menemukan jalan masing-masing, bersama atau tidak bersama itu hal
lain, intinya kita sudah usahakan, semuanya tetap akan jadi indah, mungkin
bukan waktunya.
Mata Air
Jika kau pernah
tersakiti, angkat tangan
Jika kau pernah
menyakiti, angkat tangan
Jika kau pernah bahagia,
angkat tangan
Jika kau pernah kecewa,
angkat tangan
Semua orang pernah
tersakiti, semua orang pernah menyakiti, semua orang pernah kecewa, semua orang
pernah di kecewakan. Di sengaja ataupun tidak, hal itu tetap harus dirayakan
dengan kesedihan ataupun kesenangan dan membentuk kita menjadi manusia yang
lebih baik lagi. Itulah makna dari lagu Mata Air, akhirnya, kita sendiri
yang bisa memaknai hidup, bukan orang lain.
Di lagu ini kita juga
disadarkan bahwa semuanya akan indah pada waktunya, kita hanya perlu waktu
untuk diri sendiri. Kadang ketika kita kecewa kita selalu mencari orang lain
untuk melampiaskan kekecewaan kita, kadang kala hal itu hanya membuat orang
lain terluka (karena kita jadikan tisu). Padahal sekali lagi, mungkin kita hanya
butuh waktu untuk sendiri, menikmati hidup tanpa melukai atau dilukai, kadang
semesta bekerja seperti itu. Kamu hanya butuh kamu hanya itu, menarilah dengan
bayangan diri sendiri.
Wejangan Caca
Wejangan terakhir yang
disampaikan dalam album Menari dengan Bayangan. Seperti wejangan
sebelumnya, wejangan ini dimaksudkan untuk keterkoneksian lagu sebelumnya dan
selanjutnya. Intinya dari permasalahan-permasalah di lagu sebelumnya, kita bisa
memberikan evaluasi diri pada diri sendiri, karena sebaik-baiknya masalah
adalah yang bisa kita jadikan evaluasi untuk tidak kita ualngi.
Evaluasi
Yang tak bisa terobati
Biarlah
Mengering sendiri
Menghias tubuh dan
Yang mengevaluasi
Ragamu
Hanya kau sendiri
Di akhir cerita, hanya
kita yang bisa mengevaluasi diri kita sendiri. Kita yang paham akan masalah di
diri sendiri, bukan orang lain. Ketika kita merasa semuanya kacau, masalah
bertubi-tubi, hingga akhirnya kita merasa bahwa hati kita terluka sempurna.
Tetapi dari semuanya, selalu ada hari esok, yang baru untuk di perjuangkan.
Terlebih hari esok itu adalah 2020, bersyukur kamu sudah sampai disana.
Organisasi, teman,
pasangan, keluarga, akademik, tahun ini menjadi sangat berat bagi sebagian
orang, tetapi di balik itu semua selalu ada pelajaran yang sangat berharga. Saya
berhasil sampai sini, esok kita harus lebih kuat dan lebih bermanfaat, selamat
merayakan tahun baru, bersama ini saya ucapkan terima kasih.
Barangkali itulah album Menari
dengan Bayangan, bagiku ini bukan hanya lagu dan bukan hanya sekadar selera
musik, bagiku ini adalah penyembuhan dan penyemangat untuk tetap berdiri sampai
akhirnya kita sampai pada tujuan masing-masing, tanpa tergesa dan menikmati
semuanya dengan secukupnya.
1 Januari 2020
Tulisan terakhir saya untuk Blog Pusdima. Menyenangkan bisa belajar disana, semoga bisa terus menjadi wadah untuk belajar bagi siapapun.
Komentar
Posting Komentar