Resensi Buku “Sapiens, Riwayat Singkat Umat Manusia” Bacaan Wajib Anak Ilmu Sosial, Karya Yuval Noah Harari
Buku ini sebagai Hiburan
Mendekati akhir bulan Desember, sebagian
besar manusia yang Saya kenal akan memiliki dua sikap yang khas. Pertama merasa bahagia, karena akan ada
cuti bersama yang cukup panjang, biasanya dimanfaatkan untuk berlibur dan
bersantai. Kedua merasa cemas, karena
waktu terasa sangat cepat sekali berlalu, hingga resolusi-resolusi tahun lalu
tampaknya akan kembali ditangguhkan ke tahun depan.
Saya sendiri memiliki sikap yang
samar-samar, disatu sisi bahagia karena libur telah tiba, tetapi juga sekaligus
cemas resolusi-resolusi tahun lalu harus kembali jadi resolusi tahun depan. Selagi
terus berpikir dan merencanakan, tampaknya liburan akhir tahun selalu
menyisakan titik jenuh bila terlalu lama dinikmati, untuk itulah dibuat review
buku ini, yang semoga saja menjadi teman sepi di kala sendiri. Asyik.
Review kali ini akan membahas sebuah buku Sains Populer
yang berjudul “Sapiens, Riwayat Singkat Umat Manusia”. Secara umum, seperti
judulnya buku ini menjelaskan mengenai sejarah umat manusia dari sudut pandang
sains, yaitu dari manusia primitif, hingga modern, bahkan kemungkinan yang bisa
teradi di masa depan. Lalu, apa sebenarnya yang membuat buku ini menjadi
spesial dan mengapa penulis dengan percaya diri mengatakan bahwa buku ini
adalah bacaan wajib anak Ilmu Sosial, marilah kita simak penjelasan berikutnya.
Sebelum Saya me-review secara mendalam buku ini, Saya akan sedikit menceritakan
bagaimana penulis bisa jatuh cinta kepada buku yang berhalaman 524 ini. Awalnya
Saya ditawari buku ini oleh teman, yang Saya anggap sebagai mentor Saya dalam
bidang literasi (karena sering Saya pinjami buku, hehe). Kesan pertama yang
muncul sebenarnya sama sekali tidak ada ketertarikan yang luar biasa terhadap
buku ini, hingga Saya mengabaikan saja tawaran itu. Singkat waktu, Saya melihat bahwa ternyata dosen Saya membaca buku yang sama, seperti yang
ditawarkan oleh mentor Saya ini. Akhirnya Sayapun mencoba untuk meminjam buku
yang pernah ditawarkan kepada Saya, dan betul ketika Saya membaca pendapat dari
tokoh-tokoh yang membaca buku ini (biasanya ada di halaman belakang buku) Saya merasa
semakin yakin untuk membaca buku ini.
Ada 3 pendapat yang disampaikan
tokoh-tokoh yang membaca buku ini, pertama dari Barack Obama, Bill Gates, dan
Mark Zuckerberg. Seperti yang Kita tahu 3 tokoh ini merupakan tokoh yang sangat
berpengaruh di abad ke-21. Disitu Saya langsung termotivasi, apa sebenarnya
yang Yuval Noah Harari tuliskan hingga bukunya dibaca oleh orang-orang hebat
seperti mereka. Adapun tanggapan 3 tokoh ini yang diabadikan dalam halaman
belakang buku, kurang lebih sebagai berikut.
“Menarik
dan Provokatif… Membuat kita sadar bahwa kita baru sebentar hadir di Bumi ini,
bahwa pertanian dan sains baru-baru saja ada, dan sebaiknya kita jangan
menganggap remeh semua itu.”
-Barack Obama
“Saya
akan merekomendasikan buku ini kepada siapapun yang tertarik dengan tinjauan
asyik dan menarik atas tahap awal sejarah manusia… Anda akan susah berhenti
membacanya.”
-Bill Gates
“Buku
ini adalah narasi sejarah besar peradaban manusia—dari masa pemburu-pengumpul
sampai cara kita mengatur masyarakat dan organisasi sekarang. Seperti
muqqadimah [Ibnu Khaldun], buku sejarah yang bersudut pandang intelektual
1300-an, Sapiens menjelajahi banyak pertanyaan penting untuk zaman sekarang.”
-Mark
Zuckerberg
Melalui tiga respon positif inilah, melatarbelakangi Saya membaca buku ini. Dan tentunya sangat Saya rekomendasikan terhadap teman-teman yang ingin menambah ilmu dalam bidang Ilmu Sosial sebagai hiburan. Lalu berikutnya, bagaiaman isi dari buku ini secara umum, tetapi baiknya kita lihat dahulu apa yang menjadi keunggulan buku ini.
Dongeng-Dongeng Sejarah yang Menancap di Pikiran
Tidak seperti membaca buku karya ilmiah biasa yang menurut Saya membosankan, Sapiens memberikan penjelasan yang menyenangkan dan mudah dipahami. Alih-alih seperti membaca sebuah artikel ilmiah kebanyakan, membaca buku ini seperti membaca dongeng yang sangat mengasyikan. Mungkin itulah sebabnya Bill Gates mengatakan bahwa kita akan susah berhenti untuk membacanya. Karena memang Harari sangat pandai dalam menjelaskan sebuah konsep dengan cerita, yang menurut Saya kekuatannya terletak pada analoginya yang menawan. Contohnya, ketika Harari ingin menyampaikan bagaiamana berbedanya zaman abad pertengahan dengan abad modern, Harari menarasikan dalam kalimat-kalimat berikut.
“SEANDAINYA,
taruhlah, seorang petani Spanyol jatuh tertidur pada 1000 M dan terbangun 500
tahun kemudian akibat hiruk-pikuk para pelaut Spanyol yang sedang naik ke atas
kapal-kapal Nina, Pinta dan Santa maria, dunia akan tampak cukup akrab baginya.
Terlepas dari banyak perubahan dalam tekhnologi, tata karma, dan perbatasan
politik, Rip Van Winkle zaman pertengahan itu akan merasa bagai di rumah. Namun
seandainya salah seorang pelaut bawahan Kolombus jatuh tertidur seperti itu dan
terbangun akibat dering Iphone abad ke-21, dia akan mendapati diri di dunia
aneh yang di luar pemahamannya. “Apakah ini di surga?” mungkin dia bertaya
begitu pada dirinya sendiri, “atau barangkali—neraka?”
-Harari, dalam Sapien, Riwayat Singkat Umat Manusia,
Hal. 293
Di paragraph tersebut, Harari ingin
mengungkapakan bagaimana perbedaan yang mencolok antara abad 1000-1500 dengan
1500-2000, yang ditandai dengan meningkatnya populasi manusia sebanya empat
belas kali lipat, produksi 240 kali lipat, dan konsumsi energi 115 kali lipat.
Itu yang menurut Saya menjadi salah satu kekuatan buku ini. Selain itu, judul yang disampaikan buku ini juga sangatlah provokatif. Buku ini terbagi kedalam empat Bab, diantaranya, Revolusi Kognitif, Revolusi Pertanian, Pemersatu Umat Manusia, dan Revolusi Sains. Setiap judul itu ditopang oleh subjudul yang Saya katakan sebagai judul yang provokatif. Misalnya di dalam Judul besar Revolusi Kognitif, di topang dengan subjudul seperti, Hewan Tak Berarti, Pohon Pengetahuan, Sehari dalam Kehidupan Adam dan Hawa, dan Banjir Besar, di subjudul itupun dijelaskan pula mengenai subjudul-subjudul yang sama menariknya. Bisa di lihat, Harari sebagai penulis, alih-alih menggunakan judul yang formal dan membosankan lebih menggunakan judul yang provokatif dan menggunggah rasa penasaran pembacanya.
Dari pembahasan yang dijelaskan, buku ini berisi tinjauan sejarah umat manusia yang ditulis dengan tekhnik penulisan yang mengasyikan, sehingga setiap kata yang diungkapkan dapat menancap di otak pembaca. Kemudian kenapa sebenarnya buku ini menjadi bacaan wajib anak ilmu sosial, seberapa berguna memangnya pengetahuan ini bisa bermanfaat khususnya bagi mahasiswa ilmu sosial.
Pengetahuan yang Menyeluruh
Berikutnya, sebenaranya apa sih yang bisa kita dapat setelah membaca buku ini? Dan mengapa Saya mewajibkan buku ini untuk Anda yang terarik dengan ilmu pengetahuan sosial? Oke, mari kita analisis satu persatu pertanyaan tersebut.Untuk pertanyaan pertama, buku ini akan memberikan pemahaman bagaimana Shapiens menguasai dunia, dijelaskan bagaimana awalnya makhluk tak berarti ini mendapati dirinya dalam serangkaian evolusi yang panjang hingga akhirnya bisa menjadi makhluk yang superior di muka bumi. Berikutnya Anda akan mendapat pemahaman mengenai apa yang membedakan manusia dengan binatang secara detail, salah satu ungkapan Harari yang menurut Saya sangat tepat adalah, ketia ia mengatakan “Kemampuan paling unik manusia, yang sejauh ini diketahui adalah, manusia bisa mengungkapkan suatu entitas yang tidak pernah Ia lihat sebelumnya, seperti dewa-dewa, arwah, mitos dan legenda, inilah hal yang paling membedakan manusia dengan makhluk lain”.
Lebih dari itu, buku ini juga akan menjelaskan bagaimana manusia menciptakan sistem ekonomi, sistem sosial, sistem budaya, sistem politik dari sudut pandang sejarah yang menurut Saya unik. Harari menyoroti bagaimana ditemukannya tulisan kemudian memengaruhi kemampuan manusia dalam penyimpanan data, yang tentunya memengaruhi sistem lain lagi, seperti pencatatan pajak, dan pencatatan hasil produksi. Bagaimana uang menjadi pemersatu umat manusia, yaitu sebagai lambang toleransi universal atau bagaimana agama menjadi pemersatu umat manusia yang sebelumnya terkotak-kotakan dengan keparcayaan nenek moyang. Pada intinya, Anda akan diberikan sebuah pandangan baru dari sudut pandang sejarah yang radikal dan menyeluruh untuk melihat bagaiamana dunia ini bekerja.
Lalu, pertanyaan berikut, kenapa buku ini dikatakan sebagai bacaan wajib anak ilmu sosial, terletak dari pembahasannya yang menurut Saya sangat komprehensif dalam menderskripsikan dunia, terutama dari segi sosial. Yaitu, bagaiman masyarakat beriteraksi dan membentuk suatu sistem khayalan. mengapa saya sebut khayalan? Karena seperti yang buku ini jelaskan, manusia itu memproduksi makna, dan makna itulah yang dipercaya hingga bisa menggerakan manusia. Misalnya dalam Hak Asasi Manusia (HAM), jika kita bertanya kepada katakanlah Jhon Locke mengenai HAM, itu sebenarnya datang darimana? Dia mungkin akan menjawab, “Itulah kodrat manusia untuk hidup”, kemudian jika di ulik lagi, “Siapa yang memberikan kodrat itu”, mereka mungkin akan menjawab, “Ya memang seperti itu seharusnya”. Itulah yang Harari sebut sebagai makna yang di produksi oleh manusia, dan itu sangat penting, tanpa makna kehidupan sosial manusia yang teratur tentu tidak akan berjalan. Makna tentang keadilan, kebebasan, kesetaraan hanya ada dalam benak manusia.
Oleh karena itu, saya kira siapapun yang bergelut untuk memahami ilmu sosial direkomendasikan untuk membaca karya Yuval Noah Harari ini, buku ini akan menelanjagi bagaimana dunia ini terbentuk, dari sudut pandang ilmu sosial.
Tambahan, sedikit Tentang Yuval Noah Harari
Harari merupakan seorang pemikir dan Penulis Sains populer yang cukup terkenal di abad ke-21, keterkenalannya diakibatkan oleh karyanya yaitu buku Sapiens ini sendiri. Ia aktif sebagai pengajar di Universitas Ibrani Yerusalem. Harari juga aktif di berbagai media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, Youtube dan lain-lain. Ia mendapat gelar Ph.D dari Universitas Oxford. Sekarang mengajar, aktif menulis dan mengisi seminar internasinal.Buku Harari yang baru juga semakin meningkatkan popularitasnya di ranah intelektual, seperti Homo Deus : Sejarah Masa Depan dan 21 Adab untuk Abad ke 21, yang semoga saja bisa Saya baca dalam waktu dekat. Akhir kata, semoga menginspirasi, dan tentunya salam literasi.
Komentar
Posting Komentar