Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

Indonesia Darurat Korona: Solidaritas Masyarakat Perkotaan Itu Omong Kosong

Bencana Wabah itu Datang Lagi Wabah, perang, dan kelaparan selalu menjadi musuh terbesar umat manusia sepanjang sejarah. Hal itu diungkapkan oleh seorang intelektual berkebangsaan Israel, Yuval Noah Harari dalam bukunya yang berjudul Homo Deus . Sekarang situasi sedang genting, dan benar umat manusia sedang menghadapi salah satu musuh terbesar kita, yaitu wabah. Meski tidak sebrutal dahulu dalam menimbulkan korban jiwa, tetap saja efek dari wabah hari ini benar-benar mengguncang berbagai aspek kehidupan manusia modern. Kita memang sudah sedikit berdamai dengan ketiga hal itu, dengan perang kita sudah mencoba meminimalisir, begitupun dengan kelaparan, dan tentunya dengan wabah—tetapi tetap saja, musuh umat manusia ini selalu memperbaharui diri untuk mengancam kehidupan umat manusia. Di dalam buku yang sama Home Deus , Harari menggambarkan bagaimana perjuangan manusia melawan wabah. Salah satu wabah paling mematikan pernah terjadi pada tahun 1330, yang dinamai Maut Hitam atau B...

Catatan Perjalanan di Kampus Hijau: Mahasiswa, Pesta, Buku, dan Cinta

Apa yang lebih menyenangkan daripada menjadi anak muda, bebas, dan bergairah? Saya kira jawabannya adalah menjadi seorang mahasiswa muda. Orang yang berpendidikan tinggi, belum bekerja, dan bebas hura-hura tanpa beban pikiran. Apakah semudah dan semenyenangkan itu menjadi mahasiswa? Mahasiswa selalu identik dengan tiga hal, Pesta, Buku dan Cinta. Pesta,  dalam artian sewaktu muda berkumpul bersama teman-teman merupakan hal yang sangat menyenangkan. Di tempat kopi, di bawah pohon rindang, di kos-kosan, dimanapun yang penting kumpul. Ada yang berdiskusi, ada yang bercanda, ada yang bahkan mabuk-mabukan—semuanya merupakan gaya anak muda yang banyak dilakukan sekarang. Buku , karena konteksnya mahasiswa, maka saya kira tidak ada yang bisa menapikan bahwa buku merupakan elemen penting dalam kehidupan mahasiswa. Buku menjadi tuntutan maupun hobi, ada yang membacanya karena paksaan dosen ada juga yang menikmatinya sebagai hiburan yang sangat menyenangkan. Buku adalah jendela duni...

Catatan di Kampus Hijau: Terkesima dengan Nama-Nama

Tepat tiga tahun yang lalu, tahun 2017 awal saya memasuki perguruan tinggi. Jurusan sosiologi adalah jurusan impian saya sejak SMA, entah karena waktu itu hal itu yang paling masuk akal untuk saya atau mungkin juga memang jalan saya memang kesana. Beberapa kali survei kampus, ada dua pilihan besar dalam benak saya waktu itu, Sosiologi UNJ atau Sosiologi Onsoed, yang pada akhirnya jatuh pada pilihan pertama. Meski ditolak di jalur undangan (SNMPTN), akhirnya setelah berusaha sangat keras bisa juga di terima di SBMPTN. Entah kapan dimulainya perkuliahan pertama kali, mungkin bulan Agustus atau bulan September, saya sudah lupa. Tapi yang pasti masih hangat dalam ingatan saya berbagai kegiatan Masa Pengenalan Akademik (MPA) yang dilakukan oleh organisasi kampus (BEM). Rangkaiannya kurang lebih satu minggu, dari BEM UNJ, BEM Fakultas, sampai BEM Prodi, semuanya sangat membosankan—jujur saja. Kegiatan-kegiatan itu memang bermanfaat, kecuali jadwal yang menurut saya kurang manusia...