Post-Truth: Verifikasi sebelum Emosi
Di tahun 2019, lebih dari 3 juta orang menandatangani petisi Justice for Audrey. Kasus tersebut dilatarbelakangi oleh cuitan twitter yang mendadak viral. Tidak tanggung-tanggung, presiden, artis, hingga akademisi turut mengomentari dan ikut bersimpati dengan kasus yang menimpa Audrey. Namun nyatanya tiga juta orang dan tokoh publik tersebut semuanya terkena hoax—atau kita bisa menyebutnya sebagai salah satu fenomena post-truth . Setelah beberapa hari viral, temuan polisi sama sekali tidak menemukan perkara yang disangkakan kepada pelaku, diantaranya paling parah yaitu menjedotkan kepala Audrey ke aspal hingga memasukan jari kepada kemaluan Audrey. Padahal netizen dan tokoh publik sudah menghakimi pelaku, ternyata fakta lapangan tidak demikian. Fenomena post-truth dicirikan dengan sikap masyarakat yang tidak lagi mementingkan kebenaran dari suatu isu, melainkan emosi—jadi semakin emosional sebuah isu, seakan-akan isu tersebut terlihat benar. Karena mengundang simpati, justru isu terseb...